1, 2, 3.. 5 tahun!
Gue ga terlalu inget kenapa gue bisa deket sama cowo jangkung satu ini. Tapi, cuma dia.. Cuma dia yang bisa nenangin gue. Gue ngeliatin dia dari bawah ke atas, atas ke bawah, bawah ke tengah dan seterusnya. Dia balik natap gue, gue bales dengan senyum jahil. As always, dia tepuk pelan kepala gue dan mengacak-ngacak rambut gue. Gaada, salah satu dari kita yang membuka pembicaraan, cuma melihat bintang Venus di atas sofa yang tersedia di rumah pohon kita, gue dan dia.
"Kenapa sih lo susah liat kenyataan? Lo terlalu muja kesempurnaan, dia ga sempurna.. Sempurna itu gaada."
Dia ngebuka pembicaraan dengan nasihat panjangnya tentang cowo yg gue suka.. Kadang gue kesel sama dia, umur kita cuma beda 2 tahun, tapi sifatnya terlalu dewasa. Dia selalu nganggep gue anak kecil. Gue benci kalo dianggep kaya gitu..
"Biarin aja kali.." Gue bales dengan balesan sinis. Memberi tanda bahwa gue lagi ga mood untuk ngmgin cowo itu.
"Boaah, yadeh, serah lo, cil.." Bales dia.
Gue balik ke arah dia, gue natap punggung dia.. Dan perlahan nutup mata gue. Gue ngerasain nafas dia dikening gue, dan gue rasain ciuman dia dikening gue..Gue ngerasain kenyamanan.
Keesokan paginnya..
Gue membuka mata gue perlahan, gue ga ngeliat dia di samping gue.. Gue cari ke depan, ke belakang, gue panggil namanya berapa kali tapi gaada respon, sampe akhirnya gue memutuskan untuk turun dan jalan ke arah rumah gue, pas gue buka pintu rumah gue dipeluk sama kakak gue, dia usap2 kepala gue.. Gue bingung. Gue lepas pelukannya, ada apa? Cuma kata itu yang gue tanyain ke kakak gue. Kakak gue cuma geleng kepala..
Gue naik ke atas, masuk ke kamar gue.. Gue liat lukisan yg gue buat untuk dia.. Untuk hadiah ulang tahunnya.. Gue bawa lukisan itu, tiba-tiba kakak gue meluk gue dan ngambil lukisan itu dari gue..
"Kak.. kok di ambil lukisannya?"
"Dia sayang sama kamu.. Udah yaa"
Gue bisa denger suara kakak gue, lain.. Suaranya tercekat. Gue lepas pelukan kakak gue, gue tatap dia dalem2, dia tetep berusaha meluk gue.. Disaat itu juga gue tau, kalo tadi malem gue sendiri di rumah pohon itu, dia gaada di samping gue, dia ga disana. Yang ada di sana tadi malem itu.. Bukan dia.. Bukan dia! Gue nangis di pelukan kakak gue, lama..
Gue lepas pelukan kakak gue, gue duduk di sofa ruang tamu. Gue tatap lekat2 lukisan itu, lukisan dia, gue janji mau ngasih lukisan itu pas hari ulang tahunnya. Hari ini ulang tahunnya, dan gue belum nepatin janji gue ke dia.. Gimana? Caranya? If I catch you up to heaven, whether it's break even?
Gue nutup mata gue pake tangan gue.. Semua memorinya muncul secara ga sengaja, dari awal kita ketemu sampe akhirnya kecelakaan maut itu merenggut nyawa dia....
Gue tarik tangan kakak gue.. Dengan sisa-sisa suara yang gue punya, gue bilang ke kakak gue dengan perlahan..
"Anter gue ke makam dia.. Sekarang."
Kakak gue ngangguk dan langsung nuntun gue ke mobil..
Setelah nyampe, gue liat makam dia dari jauh.. Gue selalu inget kata2 andalannya dia dan gue..
"cil, if I jump?"
"i will jump too!"
Gue tertawa kecil kalo nginget dia, gue menghampiri makam dia, gue taro lukisannya di atas nisan bertuliskan nama dia, nama yang selamanya akan gue inget dan tercantum di pikiran gue. Gue ninggalin dia.. dan berusaha ga nangis, karena dia benci kalo ngeliat gue nangis. Dan gue janji ga bakalan ada air mata setelah ini.. Gue janji!
"I'm strong than this.. Wait me I will be with you again, I know you'll wait me.. I keep that promise, I'm not cryin! I'm not a wimp anymore, not like you ever told me. So far.. We're still best friend, rite? I love you"
Sincerely, your best friend♥:-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar